Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
Menghadapi cinta bertepuk sebelah tangan bisa jadi pengalaman yang menyakitkan, tapi jangan biarkan itu menghalangi kebahagiaanmu. Dalam artikel ini, Layla Zahra mengajak kamu untuk melihat sisi positif dari situasi ini, serta bagaimana konseling dapat membantu dalam proses move on. Temukan cara untuk mencintai diri sendiri dan membuka hati untuk kemungkinan baru dengan dukungan profesional yang tepat. Hidup penuh warna, dan esok hari bisa lebih cerah!
Hai, hai! Siapa yang pernah jatuh cinta? Ah, pasti banyak yang mengangguk-angguk di sana. Tapi, gimana rasanya kalau cinta kita nggak berbalas? Duh, rasanya kayak makan permen asem, kan? Awalnya manis, tapi lama-lama bikin meringis. Yup, cinta bertepuk sebelah tangan itu memang menyebalkan, apalagi buat kita yang selalu pengen happy-happy aja!
Ceritanya begini, bayangkan kita sedang jatuh cinta pada seseorang yang bikin jantung deg-degan setiap kali melihatnya. Tiap hari, kita sibuk mikirin cara buat deketin dia. Kadang-kadang kita sampe stalking media sosialnya, ngecek siapa aja yang nge-like foto-fotonya. Eh, tapi sayangnya, dia nggak merasakan hal yang sama. Wah, bummer! Mungkin dia bahkan nggak sadar kalau kita ada di dunia ini. Trus gimana dong?
Ya, nggak apa-apa! Nggak semua cerita cinta harus happy ending kayak di film-film. Kadang-kadang kita harus menerima kenyataan pahit kalau dia nggak suka balik sama kita. Sakit? Jelas! Tapi, kita kan selalu bisa lihat sisi positif dari segala hal, kan? Mungkin ini kesempatan kita untuk belajar tentang cinta yang sesungguhnya. Cinta yang nggak harus dimiliki, tapi cukup dirasakan.
Nah, masalahnya, kadang kita suka pura-pura kuat. Sok-sok-an bilang kalau kita baik-baik aja padahal di dalam hati hancur berkeping-keping. Kayak kepingan puzzle yang hilang. Padahal, nggak apa-apa loh kalau kita merasa sedih. Nggak usah gengsi untuk mengakui kalau kita terluka. Itu manusiawi banget! Cuma, jangan sampe kesedihan itu bikin kita stuck di tempat yang sama, tanpa bisa move on.
Ada yang bilang, "Hidup terus berjalan." Nah, itu bener banget! Tapi, kadang-kadang kita butuh bantuan buat ngejalanin hidup ini. Kadang, kita butuh seseorang buat dengerin cerita kita, tanpa menghakimi. Dan, jujur aja, nggak semua teman kita bisa jadi pendengar yang baik. Mungkin mereka juga lagi sibuk dengan masalah mereka sendiri. Jadi, kenapa nggak coba cari bantuan dari konselor?
Konseling bukan cuma buat orang yang punya masalah besar atau gangguan mental serius. Kadang, kita cuma butuh seseorang yang bisa kasih sudut pandang lain, yang bisa bantu kita melihat masalah dengan cara yang berbeda. Konselor bisa jadi teman curhat yang profesional. Mereka nggak bakal nge-judge kita atau bocorin rahasia kita ke orang lain. Aman, kan?
Selain itu, konselor juga bisa kasih kita tips dan trik buat mengatasi perasaan kita. Misalnya, gimana caranya supaya kita nggak terlalu fokus sama satu orang dan bisa mulai membuka hati untuk orang lain. Atau, gimana caranya kita bisa lebih mencintai diri sendiri. Karena, jujur aja, kita semua layak buat dicintai, termasuk oleh diri kita sendiri.
Intinya, nggak usah malu atau gengsi kalau kita butuh bantuan. Hidup ini kadang-kadang nggak bisa kita jalanin sendiri. Dan nggak ada salahnya minta tolong sama profesional yang memang ahli di bidangnya. Justru, itu tanda kalau kita peduli sama diri kita sendiri, bahwa kita pengen jadi versi terbaik dari diri kita. So, kalau kamu merasa butuh bantuan, yuk, coba cari konselor yang cocok buat kamu!
Ingat, hidup ini penuh warna. Kalau hari ini warnanya sedikit kelabu karena cinta bertepuk sebelah tangan, bukan berarti esok nggak bisa cerah. Kita berhak bahagia, kok! Jadi, jangan takut untuk mencari bantuan. Yuk, move on dan mulai lembaran baru dengan senyuman!
By Layla Zahra